Interaksi Sosial dan peran Psikologi Sosial dalam Bimbingan dan Konseling

Standard

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang

Sebagai makhluk individual manusia mempunyai dorongan atau motif untuk mengadakan hubungan dengan dirinya sendiri, sedangkan sebagai makhluk sosial manusia mempunyai dorongan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain, manusia mempunyai dorongan sosial. Dengan adanya dorongan atau motif sosial pada manusia, maka manusia akan mencari orang lain untuk mengadakan hubungan atau untuk mengadakan interaksi. Dengan demikian maka akan terjadilah interaksi antara manusia satu dengan manusia yang lain.

Misalnya, seorang balita memerlukan perawatan dan bantuan ibunya karena ia belum mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Selanjutnya, ia memerlukan pemeliharaan kesehatan, pendidikan, dan pergaulan.

Dari contoh tersebut jelas bahwa pada dasarnya kita selalu membutuhkan orang lain. Kita membutuhkan banyak hal dalam hidup kita. Semua kebutuhan hidup itu hanya dapat kita penuhi dengan jalan mengadakan hubungan sosial dengan orang-orang yang ada di sekitar kita. Melalui hubungan itu kita menyampaikan maksud, tujuan, dan keinginan untuk mendapatkan tanggapan (reaksi) dari pihak lain. Hubungan timbal balik (aksi dan reaksi) inilah yang kita sebut interaksi sosial.

Pengertian interaksi sosial Interaksi sosial adalah hubungan antar individu satu dengan individu lainnya. Individu satu dapat mempengaruhi yang lain begitu juga sebaliknya. (definisi secara psikologi sosial).

 

1

Pada kenyataannya interaksi yang terjadi sesungguhnya tidak sesederhana kelihatannya melainkan merupakan suatu proses yang sangat kompleks. Interaksi terjadi karena ditentukan oleh banyak faktor termasuk manusia lain yang ada di sekitar yang memiliki juga perilaku spesifik.

Di dalam interaksi sosial ada kemungkinan individu dapat menyesuaikan dengan yang lain, atau sebaliknya. Pengertian penyesuaian di sini dalam arti yang luas, yaitu bahwa individu dapat melebur diri dengan keadaan di sekitarnya, atau sebaliknya individu dapat mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan dalam diri individu, sesuai dengan apa yang diinginkan oleh individu yang bersangkutan.

 

1.2  Perumusan masalah

 

Dalam makalah ini akan membahas mengenai :

  1.  Apakah pengertian interaksi sosial?
  2. Apakah syarat terjadinya suatu interaksi sosial?
  3. Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial
  4. Pola-pola interaksi sosial
  5. Apa sajakah bentuk dari interaksi sosial?
  6. Apa peran psikologi sosial dalam BK ?

 

 

1.3  Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk menjelaskan interaksi sosial dan peran psikologi sosial dalam bimbingan dan konseling .

 

 

 

2

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1 Pengertian Interaksi Sosial

Maryati dan Suryawati (2003)

Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok

Murdiyatmoko dan Handayani (2004)

Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial.

Young dan Raymond W. Mack

Interaksi Sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan-hubungan antar individu, baik antara individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok.

Sifat manusia dapat dikelompokan kedalam:
a. Manusia sebagai mahluk individu
b. Manusia sebagai mahluk sosial

 

3

c. Manusia sebagai mahluk berke-Tuhanan

Manusia sebagai mahluk sosial, tentu saja manusiadituntut untuk mengadakan hubungan sosialantar sesama selain tuntutan untuk hidup berkelompok. Tuntutan untuk hidup secara berkelompok mengakibatkan keadaan ini mirip dengan sebuah community, seperti desa, suku bangsa dan lain sebagainya yang masing-masing kelompok memiliki cirri yang berbeda satu sama lain. Kehidupan berkelompok bukan ditentukan oleh adanya interes/kepentingan, tapi karena adanya basic condition of a common life (syarat-syarat dasar kehidupan bersama) . Basic condition of a common life ini merupakan unsure pengikat kehidupan kelompok mereka. Dan dapat berupa locality yakni adanya daerah dan suatu perasaan untuk memiliki bersama.

Menurut Harold Bethel menjelaskan bahwa basic condition of common life dapat tercermin dalam factor-faktor antara lain
1) Adanya kumpulan orang-orang
2) Adanya wilayah/tempat tinggal tertentu
3) Adanya pemilikan cara-cara hidup

 uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap individu harus mengadakan interaksi sosial antar individu, yang sama-sama hidup dalam satu kelompok. S.S. Sargent berpendapat bahwa interaksi sosial pada pokoknya meemandang tingkah laku sosial yang slalu dalam kerangka kelompok seperti struktur dan fungsi dalam suatu kelompok. H. Bonner member rumusan interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia dimana kelekuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya.

 

 

 

4

2.2 Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok. Dua Syarat terjadinya interaksi sosial :

  1. Adanya kontak sosial (social contact)

Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu antar individu, antar individu dengan kelompok, antar kelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung (face to face) maupun tidak langsung atau sekunder. Yakni kontak sosial yang dilakukan melaui perantara, seperti melalui telepon, orang lain, surat kabar, dan lain-lain. Kontak sosial yang bersifat positif mengarah pada suatu kerja sama, sedangkan yang bersifat negatif mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan sama seali tidak menghasilkan suatu interaksi sosial.

 

  1. Adanya Komunikasi Sosial

yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-perassaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Dengan adanya komunikasi tersebut, sikap-sikap dan perasaan suatu kelompok manusia atau perseorangan dapat diketahui oleh kelompok lain atau orang lainnya. Hal itu kemudian merupakan bahan untuk menentukan reaksi apa yang dilakukannya.

Interaksi sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Pelaku lebih dari satu orang
  2. Adanya komunikasi di antara pelaku
  3. Adanya tujuan mungkin sama atau tidak sama antar pelaku
  4. Adanya dimensi waktu

 

 

5

 

2.3  Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial

 

  1. Sugesti

yaitu proses pemberian pandangan atau pengaruh kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga pendangan atau pengaruh tersebut diikuti tanpa berfikir panjang.

Contoh : Seorang remaja putus sekolah akan dengan mudah ikut-ikutan terlibat kenalan remaja. Tanpa memikirkan akibatnya kelak .

  1. Imitasi

yaitu pembentukan nilai melalui dengan meniru cara- cara orang lain.

Contoh: Seorang anak sering kali meniru kebiasan – kebiasan orang tuanya .

  1. Identifikasi

yaitu menirukan dirinya menjadi sama dengan orang yang ditirunya .

Contoh: Seorang anak laki – laki yang begitu dekat dan akrab dengan ayahnya suka mengidentifikasikan dirinya menjadi sama dengan ayah nya .

  1. Simpati

yaitu perasaan tertarik yang timbul dalam diri seseorang yang membuatnya merasa seolah-olah berada dalam keadaan orang lain.

Contoh: mengucapkan ulang tahun pada hari ulang tahun merupakan wujud simpati pada seseorang.

  1. Empati

yaitu rasa haru ketika seseorang melihat orang lain mengalami sesuatu yang menarik perhatian. Empati merupakan kelanjutan rasa simpati yang berupa perbuatan nyata untuk mewujudkan rasa simpatinya.

Contoh: apabila kita melihat seseorang yang kecelakaan kita berempati untuk ikut membantu korban kecelakaan itu.

 

 

6

  1. Motivasi

yaitu dorongan yang mendasari seseorang untuk melakukan perbuatan berdasarkan pertimbangan rasionalistis. Motivasi dalam diri seorang muncul disebabkan faktor atau pengaruh dari orang lain sehingga individu melakukan kontak dengan orang lain.

Contoh : Pemberian tugas dari seorang guru kepada muridnya merupakan salah satu bentuk motivasi supaya mereka mau belajar dengan rajin dan penuh rasa tanggung jawab

 

2.4  Pola-pola Interaksi Sosial

 

Interaksi sosial merupakan suatu proses yang dapat memberikan pola interaksinya. Pola interkasi sosial merupakan bentuk jalinan interaksi yang terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok yang bersifat dinamis dan mempunyai pola tertentu. Pola interaksi sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  1. Didasarkan atas kedudukan sosial (status) dan peranannya.
  2. Merupakan suatu kegiatan yang terus berlanjut dan berakhir pada suatu titik yang merupakan hasil dari kegiatan tadi.
  3. Mengandung dinamika. Artinya dalam proses interaksi sosial terdapat berbagai keadaan nilai sosial yang diproses, baik yang mengarah pada kesempurnaan maupun kehancuran.
  4. Tidak mengenal waktu, tempat, dan keadaan tertentu. Berarti interaksi sosial dapat teriadi kapan dan dimanapun, dan dapat berakibat positif atau negatif terhadap kehidupan masyarakat.

Dari pola-pola tersebut, berdasarkan bentuknya, interaksi sosial dapat diklasifikasikan menjadi tiga pola, yaitu:

  1. Pola interaksi individu dengan indiuidu

 

 

7

Dalam mekanismenya, interaksi ini dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan yang  mengakibatkan munculnya beberapa fenomena, seperti: jarak sosial, perasaan simpati dan antipati, intensitas dan frekuensi interaksi.

Pola ini merupakan bentuk hubungan antara individu dengan individu sebagai anggota suatu kelompok yang menggambarkan mekanisme kegiatan kelompoknya. Dimana setiap perilaku didasari kepentingan kelompok, diatur dengan tatacara yang ditentukan kelompoknya, dan segala akibat dari hubungan merupakan tanggung jawab bersama.

  1. Pola interaksi kelompok dengan kelompok

Hubungan ini mempunyai ciri-ciri khusus berdasarkan pola yang tampak. Pola interaksi antar kelompok dapat terjadi karena aspek etnis, ras, dan agama, termasuk juga di dalamnya perbedaan jenis kelamin dan usia, institusi, partai, organisasi, dan lainnya.

 

2.5  Bentuk – Bentuk Interaksi Sosial

 

Interaksi sosial dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu asosiatif dan disosiatif.

  1. Asosiatif

Interaksi sosial bersifat asosiatif akan mengarah pada bentuk penyatuan. Interaksi sosial ini terdiri atas beberapa hal berikut.

  • Kerja sama (cooperation)

Kerjasama terbentuk karena masyarakat menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama sehingga sepakat untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Berdasarkan pelaksanaannya terdapat empat bentuk kerjasama, yaitu bargaining (tawar-menawar), cooptation (kooptasi), koalisi dan joint-venture (usaha patungan)

 

 

 

8

  • Akomodasi

Akomodasi merupakan suatu proses penyesuaian antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok guna mengurangi, mencegah, atau mengatasi ketegangan dan kekacauan. Proses akomodasi dibedakan menjadi bebrapa bentuk antara lain :

1)        Coercion yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan

Contohnya: perbudakan.

2)        Kompromi yaitu, suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat masing-masing mengurangi tuntutannya agar dicapai suatu penyelesaian terhadap suatu konflik yang ada.

Contohnya: kompromi antara sejumlah partai politik untuk berbagi kekuasaan sesuai dengan suara yang diperoleh masing-masing.

3)        Mediasi yaitu, cara menyelesaikan konflik dengan jalan meminta bantuan pihak ketiga yang netral.

Contoh : Seorang ayah melerai anak-anaknya yg sedang berkelahi.

4)      arbitration yaitu, cara mencapai compromise dengan cara meminta bantuan pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak atau oleh badan yang berkedudukannya lebih dari pihak-pihak yang bertikai.

Contoh : konflik antara buruh dan pengusaha dengan bantuan suatu badan penyelesaian perburuan Depnaker sebagai pihak ketiga.

5)        Adjudication (peradilan)yaitu, suatu bentuk penyelesaian konflik melalui pengadilan.

Contoh: pembelian tanah atau rumah,tetapi mempunyai masalah. Maka harus diselesaikan di pengadilan.

9

6)        Stalemate yaitu, Suatu keadaan dimana pihak-pihak yang bertentangan memiliki kekuatan yang seimbang dan berhenti melakukan pertentangan pada suatu titik karena kedua belah pihak sudah tidak mungkin lagi maju atau mundur.

Contoh : Gencatan senjata antara kedua belah pihak yang terjadi konflik.

7)        Toleransi yaitu, suatu bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan formal.

Contoh : Toleransi untuk saling menghormati antar satu ras dengan ras yang lainnya.

8)        Consiliation yaitu, usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan pihak-pihak yang berselisih bagi tercapainya suatu persetujuan bersama.

Contohnya: pertemuan beberapa partai politik di dalam lembaga legislatif (DPR) untuk duduk bersama menyelesaikan perbedaan-perbedaan sehingga dicapai kesepakatan bersama.

  • Asimilasi

Proses asimilasi menunjuk pada proses yang ditandai adanya usaha mengurangi perbedaan yang terdapat diantara beberapa orang atau kelompok dalam masyarakat serta usaha menyamakan sikap, mental, dan tindakan demi tercapainya tujuan bersama. Asimilasi timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.

 

 

10

  • Akulturasi

proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur – unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur – unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.

 

  1. Disosiatif

Interaksi sosial ini mengarah pada bentuk pemisahan dan terbagi dalam tiga bentuk sebagai berikut:

  • Persaingan/kompetisi

Adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.

  • Kontravensi

Adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang – terangan seperti perbuatan menghalangi, menghasut, memfitnah, berkhianat, provokasi, dan intimidasi yang ditunjukan terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur – unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.

 

 

11

  • Konflik

Adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut.

2.6 Peranan Psikologi Sosial dalam Bimbingan dan Konseling

Dengan berkembangnya ilmu jiwa (psikologi), diketahui bahwa manusia memerlukan bantuan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya dan muncullah berbagai bentuk pelayanan kejiwaaan, dari yang paling ringan (bimbingan), yang sedang (konseling) dan yang paling berat (terapi), sehingga berkembanglah psikologi yang memiliki cabang-cabang terapan, diantaranya bimbingan, konseling dan terapi.

Pendidikan dalam program bimbingan dan konseling akan membuat konselor paham akan perkembangan dan pertumbuhan individu, perkembangan karir, dan perbedaan budaya. Pemahaman mengenai diri siswa seutuhnya dalam upaya mengembangkan karir membuat bimbingan dan konseling bersinggungan dengan ranah psikologi.

Psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku. Memahami psikologi memberikan pemahaman pada konselor mengenai tingkah laku konselee (Priyatno & Anti, 1994). Hal yang berkaitan dengan psikologi dalam bimbingan dan konseling antara lain motif dan motivasi, pembawaan dasar dan pengaruh lingkungan pada tingkah laku, perkembangan individu, belajar, dan kepribadian siswa.

 

12

Akhmad Sudrajat dalam Salahudin, Anas(2009:104) menyatakan bahwa bimbingan konseling merupakan bagian Integral dari pendidikan di Indonesia. Sebagai sebuah layan profesional tentunya kegiatan bimbingan dan konseling tidak dilaksanakan sembarangan, namun harus berangkat dan berpijak dari suatu landasan yang kokoh, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Dengan adanya pijakan yang jelas dan kokoh, pengembangan layanan bimbingan dan konseling baik teori maupun prakteknya diharapkan dapat memberikan manfaat yang sangat besar , khususnya bagi klien.

Landasan dalam bimbingan dan konseling pada intinya merupakan fondasi yang harus kuat dan merupakan bagian dari factor pendukung yang harus diperhatikan, khususnya oleh konselor sebagai pelaku utama dari bimbingan dan konseling ini.

Secara umum terdrapat empat aspek pokok yang melandasi bimbingan dan konseling, yaitu:

  1. landasan filosofis
  2. landasan psikologis
  3. landasan social budaya
  4. landasan ilmu pengetahuan (ilmiah) dan teknologi

Untuk kepentingan bimbingan dan konseling, beberapa kajian psikologi yang perlu dikuasai oleh konselor adalah tentang:

1)      Motif dan Motivasi

Motif dan motovasi berkenaan dengan dorongan yang menggerakan seseorang untuk berperilaku baik atau motif primer, yaitu motif yang didasari oleh kebutuhan asli yang dimiliki oleh individu semenjak lahir. Motivasi berarti keadaan internal organisme baik manusia atau hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah (Gleitman,1986; Reber, 1988)

13

Seorang konselor harus tahu apa motif dan otivasi yang dimiliki oleh  kliennya sehingga dia mengetahui arah perilaku dari kliennya tersebut.

 

2)      Pembawaan dan Lingkungan

Factor pembawaan dan  lingkungan merupakan factor yang tak dapat dipisahkan dari kajian ini. Kedua factor tersebut merupakan factor yang sangat penting dalam menentukn perilaku individu.

Factor pembawaan merupakan factor yang dibawa individu sejak lahir dan mengandung factor potensial. Ada yang memiliki potensial tinggi dan ada juga yang rendah tergantung keturunan. Disinilah peran orang-orang disekelilingnya sangat diperlukan untuk membantu mengiptimalkan potensi yang dimiliki oleh individu tersebut. Tidak hanya pembawaan piskologis saja tetapi pembawaan fisiologis juga mempengaruhi mental dan kepribadian individu. Ada individu yang tidak percaya diri dengan kekurangn yang ada pada tubuhnya, hal ini menimbulkan dampak yang sangat besar bagi perkembangan mental individu dan diperlukan penanganan yang baik.

Sedangkan lingkungan menyangkut keadaan sekitar individu meliputi lingkungan keluarga, masyarakat dan lingkungan pertemanan. Seorang individu meskipun dia memilki potensi yang sangat tinggi tetapi jika tidak didukung dengan lingkungan yang mendukung perkembangan potensinya maka potensinya itu tidak akan berkembang secara optimal. Maka dalam pergaulan social, seorang individu hendaknya pintar untuk memilih mana yang baik dan yang tidak baik.

 

3)      perkembangan individu

Perkembangan individu berkenaan dengan proses tumbuh dan berkembangnya individu yang merentang sejak masa konsepsi (prenatal) hingga akhir hayatnya, diantaranya meliputi aspek psikomotorik, bahasa dan kognitif/kecerdasan, moral dan social.

 

 

14

Setiap individu memiliki fase perkembangan yang berbeda-beda tergantung factor-faktor  yang mempengaruhi seperti hormone dan lingkungan. Ada individu yang berkembang secara cepat tingkat intelegensi maupun fisik dan

ada pila yang lambat. Beberapa teori mngemukakan bahwa perkembangan individu hampir sama dalam setiap jenjang seperti tahap sensori motor dan tahap praopersional, tetapi itu secara umum karena setiap individu memiliki ciri khas masing-masing dan tidak akan memiliki perkembangan yang sama.

Oleh karena itu dalam menjalankan tugasnya, konselor harus memahami berbagai aspek perkembangan individu kliennya, sekaligus dapat melihat arah perkembangan individu itu di masa depan.

 

4)      Belajar

Belajar merupakan serangkaian kegiatan untuk mengetahui sesuatu, dan sekaligus konsep mendasar dalam psikologi.  Setiap orang yang hidup pasti belajar.

Seseorang tidak dapat mempertahankan diri dan mengembangkan dirinya tanpa belajar. Inti dari belajar adalah mengusai sesuatu yang baru dengan memanfaatkan yang sudah ada pada diri individu. Untuk memahami kliennya seorang konselor harus mengetahui mengenai teori-teori belajar yang akan mempermudahnya untuk mendiagnosis kesulitan individu.

 

5)      Kepribadian

Berangkat dari penemuan Gordon menganai teori pengertian kepribadian, maka kepribadian merupakan organisasi dinamis dalam diri individu sebagai system psikofisik yang menentukan cara yang unik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kata kunci dari kepribadian adalah penyesuain diri. Yang dimaksud dengan unik yakni kualitas perilaku individu khas sehingga dapat diketahui individu tersebut berbeda dengan yang lainnya. Keunikan ini didukung oleh faktor psikofisiknya, misalnya struktur tubuhnya, hormone dan yang lainnya dan saling berpengaruh dan menentukan kualitas perilaku individu tersebut.

15

 Jadi seorang konelor harus tau kepribadian yang dimiliki oleh kliennya karena kepribadian menyangkut seluruh perilaku yang dilakukan oleh individu tersebut. Dengan mengetahui kepribadian kliennya akan sangat membentu konselor dalam melakukan tindakan pencegahan maupun tindakan konseling yang diambil dalam memecahkan masalah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

16

BAB  III

PENUTUP

 

3.1  Kesimpulan

Masyarakat adalah manusia yang hidup bersama di suatu wilayah tertentu dalam waktu yang cukup lama yang saling berhubungan dan berinteraksi dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama. Sedangkan interaksi sosial adalah interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok.

Jadi, didalam sebuah masyarakat terdapat interaksi sosial yang membuat mereka terhubung antara satu dengan yang lainya dan masyarakat dapat berubah sesuai dengan faktor-faktor lingkungan.

psikologi terlihat sangat dominant dalam memainkan perannya dalam bimbingan dan konseling terutama yang terkait dengan perilaku individu yang menjadi sasaran bimbingan dan konseling.

 

3.2  Kritik dan saran

Hendaknya berinteraksi sosial dengan lingkungan atau masyarakat dalam kehidupan kita. Semoga makalah ini menambah wawasan dan pengetahuan kita juga bermanfaat bagi kita semua.

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah – makalah berikutnya.

Terima kasih.  

 

 

17

 

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyo . 2006 . Psikologo Sosial , Semarang : UNNES PRESS

Susanto, Astrid S. 1977.  Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, Bandung : Bina Cipta

http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/BK-Psikologi/article/view/21280

http://blog-indonesia.com/blog-archive-13768-46.html

http://belajarpsikologi.com/pengertian-interaksi-sosial/

http://bkscolaekmts.blogspot.com/2012/11/interaksi-sosial.html

http://bkintheschool.blogspot.com/2012/04/interaksiantar-individu-dan-antar.html

http://alfinnitihardjo.ohlog.com/interaksi-sosial.oh112676.html

 

Leave a comment